Sudah menjadi hal yang diketahui secara umum bagi umat muslim
secara umumnya, bahwa islam memiliki aturan-aturan dan batasan-batasan mengenai
interaksi antara wanita dan pria. Hal ini disyariatkan tak kurang supaya
terjadi keselarasan dalam umat itu sendiri. Ketika suatu umat memegang teguh
syariat islam dalam perilaku bermasyarakatnya pada tiap aktivitas keseharian,
keselamatan dan keberkahan akan datang kepada kaum tersebut, sedang ketika
suatu kaum menistakan syariat islam dalam tingkah laku kesehariannya maka tunggulah
kehancurannya. Nabi SAW saudah bersabda “ barang siapa yang memegang teguh 2
hal ini maka ia akan selamat, Kitab Allah dan Sunnah”
Segala puji
bagi Allah SWT yang telah mengaruniakan kita, para civitas academica, mengenai pemahaman pentingnya menjaga syariat
islam, khususnya mengenai batasan antara wanita dan pria, sehingga dapat
diimplementasikan dalam pendidikan siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong. Hal mengenai
batasan interaksi antara lawan jenis ini, yang sering kali disebut sebagai
Hijab, sudah ditanamkan sejak para siswa memulai aktivitas pertamanya sebagai
seorang siswa Insan Cendekia pada kegiatan Pekan Taaruf Siswa. Pada acara yang
kerap disingkat PTS ini ditanamkan niai-nilai mengenai pentingnya menjaga
interaksi antara para siswa dan siswi. Hal ini juga dipertegas dengan sangsi
yang berat dari Bidang Kedisiplinan Sekolah mengenai pelanggaran terkait hijab,
yakni DO atau drop out. Penulis sendiri
merasakan betapa para kakak panitia PTS khususnya PTS Al-Furqon yang diikuti
penulis menekankan perihal hijab tersebut.
Namun,
keistiqomahan dalam melaksanakan hal-hal yang sudah di pelajari pasti akan terus
diuji, seiring dengan berjalannya waktu. Tekanan yang sudah tidak ada dari
panitia PTS pada kegiatan belajar mengajar, ataupun interaksi yang makin intens
antara siswa yang berlawanan jenis baik di kelas, sekolah, mau pun di
organisasi menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga nilai-nilai yang sudah
diberikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya sangsi DO yang mengenai beberapa
murid pada angkatan terdahulu. Sehingga, menjaga nilai-nilai kehijaban dari
hal-hal yang sering dianggap remeh seperti ghadul
bashar ataupun menjaga jarak antara siswa dan siswi amat diperlukan.
Karena hal
tersebut, maka penulis mengajak para siwa-siswi, guru, dan semua perangkat MAN
Insan Cendekia khususnya angkatan Eisthera Gritanefic untuk terus menjaga
nilai-nilai mengenai hijab tersebut. istiqamah dalam menjalankan kewajiban
memang bukanlah perkara yang mudah, hingga Allah pun paling menyukai amalan
yang dilakukan secara istiqamah. Penulis meyakini, jika seluruh siswa, guru, staf serta karyawan turut menjaga
nilai-nilai tersebut bukanlah tidak mungkin jika pada waktu-wakti kedepannya
tidak ada lagi siswa maupun siswi yang dikeluarkan karena permasalahan ini,
bahkan madrasah yang kita cintai ini akan semakin berkah dan lebih mudah
menggapai berbagai prestasi karena telah berusaha istiqamah dalam manjalankan
hal-hal yang telah disyaiatkan olehNya.