Selasa, 05 Mei 2015

Mati Muda




Kematian kerap manjadi momok yang ditakuti oleh banyak kalangan, bahkan yang sudah uzur sekalipun. Saking ditakutinya maka dibuatlah cerita-cerita dimana kematian selalu diiringi dengan kesedihan yang mendalam, ketakutan yang mencekam, atau suatu kengerian yang kerap kita lihat di layar-layar bioskop ataupun cerita-cerita yang kita dengar dari orang lain. Karena itu pula, ‘sesuatu’ yang eksis dalam setelah kematian dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan pula.

Kematian memang suatu batas akhir yang pasti bagi setiap kehidupan yang ada. Kerananya banyak kalangan yang takut akan hal ini, karena menganggap kehidupan yang dimiliki sekarang ini begitu indah bagi mereka. Atau mungkin mereka memiliki ketakutan tersendiri akan sesuatu ‘yang terjadi’ setelah mereka melewati batas hidup-mati tersebut. Perilaku seperti ini kerap dipedengarkan oleh Al-Quran sebagai perilaku orang-orang kafir yang takut akan kehilangan apa-apa yang mereka telah usahakan.


atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat. Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut mati. Dan Allah meliputi orang-orang kafir" ( Al Baqarah ayat 19 )

Padahalnya kematian adalah hal yang pasti akan datang dan mungkin satu-satunya hal yang dapat dipastikan dari masa depan. Semua yang ada di depan kita adalah misteri, bahkas saya sendiri tak mnegetahui, pada saat artikel ini dibuat, apakah setiap ketikan pada keyboard akan terlaksana sebagaimana yang saya inginkan. Apakah pada hari esoknya saya mengalami sesuatu, jam berikutnya seseorang pergi meninggalkan saya, atau pada detik berikutnya sayalah yang menghembuskan nafas terakhir.

Memersiapkan kematian adalah sebuah langkah untuk lebih mengenal diri dan sebuah usaha untuk menjadikan diri lebih berharga. Seorang syekh dari Palestina, negeri yang sedang terjajah, manyatakan bahwa bahkan pada tataran anak-anaknya sendiri sudah dipersiapkan untuk menghadapi maut atau bahkan mencitai kematian itu sendiri. Kuncinya ? “mereka selalu melakukan hal-hal yang baik setiap hari, mulai dari menjaga akhlaq, ghadul bashar (menjaga pandangan), hifzhil lisaan (menjaga lisan), birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua,….” , Papar Syekh tersebut. saking banyaknya kebaikan yang dikatakan oleh syekh, penulis tidak bisa mengikuti sampai akhir. Karena kekurangan kita, yakni dalam beramal baik, yang menjadikan kita takut akan kematian.   


Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. (Al-Baqarah : 95)

Ketika kita sudah siap bahkan mencintai kematian maka Allahlah tempat kita memuarakan segala macam rasa ketakutan. Dalam diri kita sudah terbentuk kebulatan tekad untuk terus beramal baik hingga kematian yang selama ini menajdi momok bisa kita singkirkan. Maka makin rindu pula kita unutk bertemu dengan satu-satunya Zat yang kita takuti dan kita cintai.  Karena itu,  Mati muda bukanlah menyia-nyiakan usia, namun mati muda sepantasnnya menjadi suatu impian bagi mereka yang memiliki prinsip unutk dipegang teguh.

Semoga yang kita raih nanti adalah kematian yang khusnul khatimah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar